Wijang Wharek
Quick Facts
Biography
Wijang Jati Riyanto atau lebih dikenal dengan nama Wijang Wharek Al Ma'uti, akrab disapa Wijang Wharek (lahir di Demak, Jawa Tengah, 5 September 1964; umur 54 tahun) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal di kancah kesusasteraan Indonesia melalui karya-karyanya dalam bentuk puisi yang dipublikasikan di berbagai surat kabar. Bersama Triyanto Triwikromo, Sosiawan Leak, dan sejumlah sastrawan lainnya, Wijang ikut menjadi bagian dari gerakan revitalisasi sastra pedalaman yang diselenggarakan pada dasawarsa 1990-an.
Latar belakang
Wijang Wharek lahir di Demak, Jawa Tengah, 5 September 1964. Dia telah menggeluti dunia sastra sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Karya-karyanya banyak dipublikasikan di sejumlah surat kabar antara lain Republika, Swadesi, Mitra, Suara Merdeka, Wawasan, Bernas, Minggu Pagi, Taruna Baru, Haluan, Semarak, dan lain-lain. Wijang pernah menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Sipil, tetapi menyelesaikannya di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Di bidang kesenian, Wijang tercatat merupakan seniman yang ikut andil melahirkan Teater Sastra TESA-UNS, pada tahun 1987, Selain itu, dia juga aktif dalam Forum Penyair Surakarta (1989), Forum Penyair Jawa Tengah (1993), Forum Sastra Bengkulu (1994). Sebelum bekerja di Taman Budaya Jawa Tengah, dia adalah pegawai di Museum Negeri Provinsi Bengkulu, Himpunan Pengarang Indonesia (HPI) Aksara-Bengkulu (1994), Dewan Kesenian Provinsi Bengkulu (1997-2000).
Wijang pernah diundang oleh Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki dalam acara Mengenang Kriapur dan Ibrahim Sattah (1988) dan Mimbar Penyair Abad 21 (1996). Pada tahun 1999 dia diundang juga dalam perhelatan Perkampungan Penulis Melayu Serumpun yang dihadiri oleh beberapa negara di Daik Lingga, Kepulauan Riau. Selain itu, dia diundang dalam Temu Sastra MPU di Lampung (2010), Jakarta (2014), dan Kupang Nusa Tenggara Timur (2015).
Bibliografi
- Dua Poteret (1988)
- Pertemuan Pertama (1989)
- Ekstase dalam Sketsa (1991)
- Gelar Syair Mengalir (1991)
- Mozaik 2 (1991)
- Panorama Dunia Keranda (1991)
- Parade Puisi Se-Jawa Tengah (1993)
- Kicau Kepodang 2 (1993)
- Monolog (1994)
- Pusaran Waktu (1995)
- Tabur Bunga Penyair Indonesia (1995)
- Bunga Rampai Dialog Budaya Parade Karya Se-Sumatra dan Jawa (1995)
- Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka (1995)
- Besurek (1996)
- Dialog Sastra dan Temu Karya Penyair Se-Sumatra (1996)
- Dari Bumi Lada (1996)
- Mimbar Penyair Abad 21 (1996)
- Puisi-puisi dari Pulau Andalas (1999)
- Ekstase Dzikir Putih-Aku Mabuk Engkau (manuskrip tunggal, 1999)
- Obituary Sebuah Negeri Tanpa Kemerdekaan (manuskrip tunggal, 1999)
- 18 Penyair Jawa Tengah: Proses Kreatif dan Karya (2005)
- Proses Kreatif Ahmad Tohari dalam Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk (2006)
- Dokumentasi Sastra Puisi Panggung Sosiawan Leak dan Musik Puisi Max Baihaqi (2007)
- Tanah Pilih: Bunga Rampai Puisi Temu Sastrawan Indonesia I (2008)
- Kenduri Puisi: Buah Hati untuk Diah Hadaning (2008)
- Dokumentasi Sastra Anwar Hudaya dan Puisi Musik Jayagatra (2009)
- Mengucap Sungai: Antologi Puisi Temu Budaya Nasional (2010)
- Percakapan Lingua Franca: Antologi Puisi Temu Sastrawan Indonesia III (2010)
- Rekonstruksi Jejak (2011)
- Requiem bagi Rocker (2012)
- Risalah Usia Kata (2014)
- Puisi Menetas di Kaki Monas (2014)
- Kata Cookies pada Musim (2015)
- Tonggak Tegak Toleransi: Sastra Meretas Perbedaan (2015)
Lihat pula
- Taman Budaya Jawa Tengah
- Revitalisasi sastra pedalaman