Sjahruddin Rasul
Quick Facts
Biography
Sjahruddin Rasul, S.H. (lahir di Padang, Sumatra Barat, 17 Agustus 1945 – meninggal di Jakarta, 23 Desember 2017 pada umur 72 tahun) adalah seorang auditor dan tokoh antikorupsi Indonesia. Ia memulai karier pendidikannya di Fakultas Hukum, Univeristas Padjajaran dan menyelesaikan pendidikan sarjananya pada tahun 1996. Sjahruddin, selama 36 tahun, telah bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebelum ia terpilih sebagai Wakil Ketua KPK Jilid I periode 2003-2007 bersama empat orang lainnya termasuk Taufiequrachman Ruki, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan Erry Riyana Hardjapamekas.
Terpilih sebagai Auditor pada Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara periode 1967-1972 merupakan awal karier dari seorang Sjahrudin. Ia kemudian pada tahun 1972 hingga 1976 diberikan kepercayaan untuk menjabat Kepala Perwakilan di Manado Pengawas Anggaran Negara, dan tujuh tahun setelahnya (1976-1983) menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Pengawasan Pendapatan dan Kas Negara.
Beberapa jabatan direktur dan deputi pernah diemban oleh Sjahruddin Rasul. Jabatan-jabatan tersebut diantaranya Direktur Pengawas Khusus Anggaran Negara dan Daerah (1983-1994); Direktur Pengawasan Pelaksanaan Pajak (1994-1996), Deputi Pengawasan Pendapatan Negara dan Daerah (1996-2001); dan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Akuntabilitas, BPKP (2001-2003).
Dalam sejarah karier Sjahrudin, berbagai pelatihan, seminar dan lokakarya di berbagai penjuru dunia pernah ia ikuti. Beberapa diantaranya ialah Interregioanal Seminar on Corruption in Government, 1989; Eight Nation Congress on the Prevention Crime and The Treatment Offender in Havana, Cuba 1990; 7th International Symphosium of Victimology in Rio de Janerio, Brazil, 1991; Fifth International Anti Corruption Conference, Amsterdam,1992; dan International Anti Corruption Conference, Cancun.
Sjahruddin meninggal dunia pada 23 Desember 2017 dalam usia 74 tahun di Rumah Sakit Islam Jakarta, sekitar pukul 05.00 WIB, karena sakit. Sjahruddin dikenal sebagai sosok yang sederhana. Akibat kesederhaannya, saat pernah memberikan ceramah beliau menolak dijemput panitia, ia memilih naik taksi. Namun saat sampai di Universitas karena kesederhanaanya, ia ditolak satpam untuk masuk ke kampus. Setelah jelas dia narasumber dan komisoner KPK, baru diperbolehkan masuk.Banyak cerita kesederhanaan dari Sjahruddin termasuk ia pernah tidak mau menerima gaji selama hampir setahun.