Natar Zainuddin
Quick Facts
Biography
Natar Zainuddin (lahir di Padang, Hindia Belanda, 1890 - meninggal di Padang, Sumatra Tengah, 24 Mei 1950 pada umur 60 tahun) adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia asal Sumatra Barat. Ia bersama dengan Ahmad Khatib Datuk Batuah dan Djamaluddin Tamin merupakan tokoh pejuang yang menggabungkan ajaran Islam dengan paham Marxisme sebagai senjata dalam perjuangan melawan penjajahan kolonialis Belanda pada awal abad ke-20.
Kegiatan
Natar Zainuddin yang merupakan ahli propaganda pada serikat buruh kereta api (VSTP), bertemu dengan Ahmad Khatib Datuk Batuah di Aceh ketika Ahmad Khatib melakukan perjalanan keliling Sumatra dalam rangka meninjau keadaan sekolah Sumatra Thawalib di berbagai wilayah pada tahun 1923. Mereka kemudian menjadi akrab, lalu sama-sama berangkat ke Jawa mengikuti kongres Partai Komunis Indonesia/Sarekat Islam Merah (SI-Merah) di Bandung, Jawa Barat. Dalam kongres tersebut mereka sangat terkesan dengan pidato Haji Misbach yang menguraikan tentang Islam dan Komunisme.
Sekembalinya ke Ranah Minang, kedua tokoh itu segera menyebarkan pandangan Haji Misbach itu di Sumatra Barat. Natar Zainuddin menyebarkan gagasan Islam Komunis melalui koran yang didirikannya, Djago! Djago!. Sedangkan Ahmad Khatib Datuk Batuah menyebarkannya di perguruan Islam Sumatra Thawalib, dan juga melalui koran Pemandangan Islam bersama dengan Djamaluddin Tamin. Karena aktivitas mereka dituduh mempengaruhi tokoh-tokoh adat untuk melakukan pemberontakan, Natar Zainuddin dan Datuk Batuah akhirnya ditangkap oleh polisi Belanda tidak lama setelah kepulangan mereka dari kongres di Jawa, mereka lalu dibuang ke luar Sumatra Barat. Pada akhir tahun 1923, Djamaluddin Tamin juga ditangkap, karena artikelnya di koran Pemandangan Islam memprotes penangkapan Datuk Batuah dan Natar Zainuddin.