George Kamarullah
Quick Facts
Biography
George Kamarullah (lahir di Kota Ambon, Indonesia, 30 Juli 1949; umur 70 tahun) adalah seorang mantan aktor yang beralih profesi sebagai sinematografer. George pernah bekerja dengan seorang sutradara kawakan yaitu Slamet Rahardjo, ia juga pernah menjadi asisten art and still photography Cinta Pertama (1973). Dia sebagai orang pertama yang memakai teknik pencahayaan bounching dan kertas kalkir.
George menikahi seorang gadis asal Jawa bernama Atika yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu dan memiliki dua orang anak laki-laki. Ia pernah bekerja di perusahaan televisi Metro TV dan TvOne. Karakater Bang One di salah satu segmen TvOne, tak lepas dari peran andil George sendiri.
Pada tahun 2004 dan 2005, George perah menjadi Panitia Pemilihan Komite Seleksi Festival Film Indonesia (FFI), kemudian pada tahun 2009, ia menjadi Dewan Juri Anugerah Adiwarta Sampoerna, sebagai Dewan Juri Televisi, bersama dengan Arswendo Atmowiloto, Bambang Harimurty, Marselli Sumarno dan Fetty Fajriati.
Riwayat
George pernah menjadi seorang aktor, hingga aktingnya dikatakan tidak memuaskan oleh Slamet Rahardjo, maka George pun kemudian beralih profesi menjadi seorang editor film, yang kemudian menjadi seorang cameramen, dan terakhir menjadi sinematografer. Profesinya sebagai aktor disebut sebagai bentukan dari sineas ternama Teguh Karya.
Sebetulnya George tidak memiliki latar belakang pendidikan sebagai juru kamera. Sewaktu muda George pernah kuliah di jurusan konstruksi dan administrasi, tetapi tidak sampai selesai. Pada tahun 1976 ia baru menekuni pengambilan dan penyuntingan gambar. Selama lima tahun, dia menjadi asisten sinematografer dan editor untuk Tantra Surjadi. Ia bertugas memanggul kamera atau mengumpulkan gulungan film yang sudah tidak terpakai lagi. Sebagai seorang juru kamera, George memiliki prinsip keras, tidak mau terlibat dalam produksi bila skenarionya jelek dan bintang filmnya tidak disiplin. Aktor dan aktris film juga mesti tunduk dan tetap duduk di lokasi syuting sewaktu George sedang mengatur pencahayaan.
George dipercaya menjadi editor dalam film Usia 18 pada tahun 1980. Baru pertama kalinya ia menyunting, George langsung menyabet penghargaan Piala Citra (1981). Penghargaan yang sama ia menangkan lewat Di Balik Kelambu (1983) dan Ponirah Terpidana (1984). Adapun film yang dia gawangi pengambilan gambarnya adalah Seputih Hatinya Semerah Bibirnya (1982), yang dibintangi oleh Christine Hakim. Pada tahun 1986, karyawan film dan televisi dilarang menekuni dua profesi sekaligus, maka George pun memilih juru kamera sebagai profesinya. Dia beralasan karena bayarannya lebih besar, dan "Sinematografer itu menciptakan sesuatu" ungkap George.
George pertama kali memenangkan Piala Citra sebagai juru kamera adalah lewat film Doea Tanda Mata (1985). Selain Piala Citra, Doea Tanda Mata juga mengantarkannya meraih penghargaan Golden Crown Award di Seoul Korea Selatan. Kemudian ia berhasil menggondol Piala Citra untuk kedua kalinya lewat film Ibunda (1986). Dan film yang membuat namanya makin melambung di era 80-an adalah film kolosal kepahlawanan Tjoet Nja' Dhien tahun 1988, arahan sutradara Eros Djarot.
George masih aktif di Teater Populer yang didirikan oleh Teguh Karya, Slamet Rahardjo, Henky Solaiman dan lain-lainnya. Disana ia memiliki jabatan sebagai Pengurus Harian, bersama dengan Alex Komang.
Filmografi
Aktor
- Ranjang Pengantin (1975)
- Badai Pasti Berlalu (1977)
Editor
- Usia 18 (1980)
- Tali Merah Perkawinan (1981)
- Di Balik Kelambu (1983)
- Ponirah Terpidana (1984)
- Secangkir Kopi Pahit (1985)
Sinematografer
- Seputih Hatinya Semerah Bibirnya (1982)
- Cinta di Balik Noda (1984)
- Doea Tanda Mata (1985)
- Ibunda (1986)
- Selamat Tinggal Jeanette (1987)
- Tjoet Nja' Dhien (1988)
- Taksi (1990)
- Taksi 2 (1991)
Penghargaan
- Usia 18 (1981) - editing
- Di Balik Kelambu (1983) - editing
- Ponirah Terpidana (1984) - editing
- Doea Tanda Mata (1985) - sinematografi
- Ibunda (1986) - sinematografi
- Tjoet Nja' Dhien (1988) - sinematografi
Lihat pula
- Teater Populer