Bedi Zubaedi
Quick Facts
Biography
Bedi Zubaedi (lahir di Jakarta, 15 Juli 1963; umur 56 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Dia merupakan pendiri serta CEO Quick Chicken, sebuah perusahaan waralaba rumah makan siap saji lokal. Beliau merupakan alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, program studi perhotelan dengan fokus pada Food Production.
Kariernya bermula dari rumah makan Jepang, pembantu Juru masak di hotel Pulau Anyer, rumah makan Korea, Arirang, di waralaba rumah makan siap saji California Fried Chicken (CFC) dan Wendy's.
Dengan pengalamannya di pelbagai gerai waralaba rumah makan siap saji, ia mendirikan Quick Chicken pada 22 April 2000 dengan modal awal sebesar Rp 110.000.000,-.
Bedi juga mendapatkan penghargaan dari Asia Pacific Entrepreneur Awards 2011 - Most Promising Category, dan penghargaan Anugerah Wirausaha Indonesia di tahun 2016.
Latar Belakang
Kehidupan pribadi
Bedi adalah anak kedua dari tujuh bersaudara dan Ibunya adalah seorang pengusaha di bidang kuliner. Pada tahun 1991, ia menikah dengan Ita Listiawati dan dikaruniai tiga orang anak. Saat ini anak sulungnya sedang mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.
Pendidikan
Pendidikan dasarnya diselesaikan di SD Trijaya dan lulus pada tahun 1977. Melanjutkan ke pendidikan menengah di SMP Negeri 62 Jakarta dan diselesaikannya pada tahun 1980. Ia memilih meneruskan ke SMA Negeri 39 Jakarta dan tamat pada tahun 1983. Dan akhirnya ia berkuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, program studi perhotelan khususnya di Food Production.
Karier dan Bisnis
Karier
Ketika kuliah ia juga bekerja paruh waktu di salah satu rumah makan Jepang. Dan setelah lulus, ia bekerja sebagai cook helper di salah satu hotel Pulau Anyer, bertanggung jawab untuk menyiapkan menu dan memasang tarifnya. Di pekerjaan ia hanya bekerja selama tiga bulan.
Kemudian ia bekerja di rumah makan Jepang di ibu kota, dan mendapatkan pengetahuan tentang dunia kuliner. Setelah itu ia bekerja di rumah makan siap saji California Fried Chicken (CFC), sebagai Management Trainee (MT), di gerai Melawai, Jakarta, bertanggung jawab untuk membuka gerai baru di Jakarta. Kemudian ia bertanggung jawab untuk mengembangkan gerai-gerai CFC di Manado, Sulawesi Utara. Setelah itu ia kembali ke Jawa dan mengembangkan gerai-gerai CFC di Jawa Tengah, khususnya di kota Semarang, Yogyakarta, Solo dan sekitarnya. Setelah lima tahun berkarier disini, dengan posisi terakhir sebagai manajer area, ia mengundurkan diri dan bergabung dengan rumah makan siap saji Wendy's sebagai Distrik Manager.
Di Wendy's ia bertanggung jawab mengembangkan menu piza dengan mendapatkan pelatihan di Italia selama tiga bulan. Dan membuka tiga gerai di Jakarta. Gerai-gerai itu ditutup karena krisis moneter di Indonesia.
Tahun 1996, ia kembali bekerja di CFC, dengan tugas untuk memperbaiki performa penjualan di gerai-gerainya di Jawa Barat. Ia berhasil menyehatkan bisnis CFC di area Jawa Barat, sehingga diangkat sebagai Vice President CFC dalam usia yang relatif muda, 36 tahun.
Pada tahun 1999, ia mengundurkan diri untuk memiliki gerai rumah makan siap sajinya sendiri, Quick Chicken.
Bisnis
Periode Awal
Usahanya bermula pada 22 April 2000, dengan dibukanya rumah makan siap saji pertamanya, Quick Chicken, di daerah Demangan, Yogyakarta, Indonesia. Gerai itu dibuka di luar pusat perbelanjaan dengan modal awal, Rp 110.000.000,- Menu-menunya adalah menu ayam goreng dengan cita rasa asli Indonesia. Usahanya mulai berkembang pesat ketika dibuka di seluruh gerai Matahari di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga dalam waktu kurang dari enam bulan bertambah menjadi 40 buah di kedua wilayah tersebut . Dan pada tahun 2008, perusahaan ini mulai diwaralabakan.
Tahun 2010 - 2019
Pada tahun 2013, usahanya ini memperkenalkan Ayam Geprek, ayam goreng tepung dengan baluran sambal khas Indonesia yang dikenal pula dengan nama American Penyet, yang kolaborasi antara cita rasa Barat dengan cita rasa Ibu Pertiwi.
Pada tanggal 26 Oktober 2017, Quick Chicken secara bersamaan membuka 50 gerai baru secara serentak di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Serang,Tangerang, Jakarta, Depok, Karawang, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang dan Luwuk, Sulawesi Selatan, sehingga mendapatkan penghargaan dari MURI - Museum Rekor Dunia Indonesia. Gerai-gerai ini, 45 diantaranya berbentuk kontainer, dan sisanya berupa toko dan semuanya milik dari Bedi dan bukan mitra (waralaba). Setiap kontainer berbiaya Rp 200.000.000,- dan Rp 400.000.000,- untuk yang berbentuk toko. Dengan penambahan tersebut, maka gerainya menjadi 230 gerai, dimana 70 gerai diantaranya adalah milik mitra.
2019 - kini
Tanggal 22 April, 2019, ketika ia berusia 19 tahun, mulai membuka beberapa program untuk keluarga indonesia, yaitu:
- Fun Cooking, adalah program dimana anak-anak belajar bagaimana untuk meningkatkan kreatifitas dengan kreasi tak berbatas serta secara bersamaan meningkatkan konsentrasi anak.
- My Birthday, adalah program untuk merayakan tanggal kelahiran.
- Quick Catering, adalah program penyediaan jasa penyediaan makanan dalam boks untuk acara-acara tertentu.
Hingga saat ini, rumah makan siap saji ini telah memiliki 550 gerai di seluruh Indonesia, dari Pulau Jawa, Sulawesi Selatan hingga ke Papua Barat.
Di tahun 2011 ia mendapatkan penghargaan dari Asia Pacific Entrepreneur Awards 2011 - Most Promising Category. Dan pada tahun 2016, ia mendapatkan penghargaan Anugerah Wirausaha Indonesia.
Organisasi
Selain aktif sebagai pengusaha sekaligus CEO Quick Chicken, ia adalah President dari Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (APKULINDO) yang resmi dideklarasikan pada bulan Agustus 2017 sembari mengadakan Forum Bisnis. Selain itu, ia juga aktif sebagai Presiden Ikatan Alumni Sahid (Ika Sahid). Bekerjasama dengan BEKRAF adalah salah satu kegiatan lainnya yang dilakukannya saat ini dan juga bersama Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS).
Penghargaan
- Asia Pacific Entrepreneurship Award 2011
- Anugerah Wirausaha Indonesia 2016
Lihat pula
- Quick Chicken
- Ayam geprek
- Jaringan Pengusaha Nasional