Wregas Bhanuteja
Quick Facts
Biography
Raphael Wregas Bhanuteja (lahir di Jakarta, 20 Oktober 1992) adalah seorang sutradara film dan penulis skenario dari Indonesia. Wregas adalah sutradara film Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan film pendek terbaik di Semaine de la Critique, Festival Film Cannes 2016 dengan film pendeknya yang berjudul Prenjak / In The Year of Monkey.
Biografi
Wregas Bhanuteja tumbuh besar di Yogyakarta dan mulai mengenal pembuatan film pendek sejak SMA di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Setelah lulus SMA pada tahun 2010, Ia melanjutkan kuliah S-1 Film di Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta dengan mayor penyutradaraan film. Selama kuliah, Ia telah menghasilkan beberapa film pendek, di antaranya berjudul Senyawa (2012) yang diproduksi dengan bahan baku seluloid 16 mm. Pada masa kuliah, Wregas juga sempat magang sebagai asisten sutradara di film Sokola Rimba (2013) karya sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana. Wregas lulus dari FFTV IKJ pada tahun 2014 dengan film pendek Tugas Karya Akhir berjudul Lemantun (2014) yang bercerita tentang lemari warisan dari neneknya. Lemantun mendapat banyak penghargaan di festival film pendek seperti, film pendek terbaik di XXI Short Film Festival 2015 dan film pendek terbaik di Apresiasi Film Indonesia 2015.
Setelah lulus, Wregas sempat terlibat sebagai Asisten Sutradara 2 di film Nyanyian Musim Hujan (2014) karya sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana. Wregas juga terlibat sebagai Behind The Scene Director di film Ada Apa Dengan CInta 2 (2016) dan film Athirah (2016) yang juga diproduksi oleh Miles Films.
Pada tahun 2015, film pendek Wregas berjudul Lembusura (2014) yang menceritakan tentang letusan Gunung Kelud, terseleksi untuk berkompetisi di 65th Berlin International Film Festival 2015 dalam kategori Berlinale Shorts Competition. Dalam festival tersebut, Wregas menjadi sutradara termuda yakni di usia 22 tahun. Sepulang dari Berlin, Wregas kembali membuat sebuah film pendek berjudul The Floating Chopin (2015) yang menceritakan tentang interpretasinya tentang lagu Chopin Larung dari Guruh Soekarno Putra. Wregas membuat film tersebut hanya berdua dengan Ersya Ruswandono sebagai Director of Photograhy. Film The Floating Chopin terseleksi untuk berkompetisi dalam 40th Hong Kong International Film Festival 2016.
Pada tahun 2016, Wregas membuat sebuah film pendek bersama Studio batu Yogyakarta, dengan judul Prenjak / In The Year of Monkey (2016) yang bercerita tentang wanita penjual korek api di Yogyakarta. Film Prenjak berhasil terseleksi di 55th Semaine de la Critique, Cannes Film Festival 2016 serta berhasil memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize sebagai film pendek terbaik di festival tersebut. Hal ini membuat Wregas menjadi sutradara Indonesia pertama yang mendapat penghargaan di Cannes.
Filmografi
- Senyawa (2012)
- Lemantun (2014)
- Lembusura (2014)
- The Floating Chopin (2015)
- Prenjak / In The Year of Monkey (2016)
Penghargaan
- Lemantun - Film Pendek Terbaik, XXI Short Film Festival 2015
- Lemantun - Film Pendek Terbaik, Apresiasi Film Indonesia 2015
- Lemantun - Film Pendek Terbaik, Piala Maya 2015
- Prenjak - Leica Cine Discovery Prize, Best Short Film, 55th Semaine de la Critique, Cannes Film Festival 2016
- Prenjak - Cinema Nova Awards, Best Short Film, Melbourne International Film Festival 2016
- Prenjak - Piala Citra, Film Pendek Terbaik, Festival Film Indonesia 2016
- Prenjak - Silver Screen Awards, Best Short Film, Singapore International Film Festival 2016
- Prenjak - Best Short Film, Prague Short Film Festival 2016