Ujang Koswara
Quick Facts
Biography
Ujang Koswara, S.T lahir di Garut, Jawa Barat, 15 Oktober 1968; umur 51 tahun) adalah seorang Wirausahawan Sosial & Pegiat Pemberdayaan Masyarakat. Ujang aktif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat bekerja sama dengan pemerintah, TNI dan swasta dalam menerangi daerah-daerah pelosok dan terpencil yang belum mendapatkan pasokan tenaga listrik dari PLN. Ujang merupakan putra ke-2 dari 3 bersaudara. Lahir sebagai putra dari pasangan orang tua Endang Supriatna dan Mimin Mintarsih yang bekerja sebagai petani penggarap di Kampung Pasirawi, Desa Cisurupan, Garut, hingga kemudian keluarganya tersingkir karena lahan garapan berpindah kepemilikan.
Ujang kecil bersama orang tua dan saudaranya hijrah ke Bandung untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dengan kondisi keluarga yang miskin, Ujang sempat terseok-seok dalam pendidikan, dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Karena kesulitan ekonomi pula Ujang hanya bertahan 1 tahun mengenyam pendidikan di Jurusan Teknik Kimia ITB pada 1988. Ujang kemudian melanjutkan pendidikan ke Politeknik Manufaktur Swiss - ITB di Kanayakan, Bandung, hingga mengikuti program ikatan dinas sebagai staf pengajar di sana dengan status PNS. Ujang menyelesaikan program sarjana di Jurusan Teknik Industri Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI).
Gelombang reformasi 1998 turut menggiring Ujang ikut serta menyuarakan aspirasi. Kegiatannya membantu dan berkumpul dengan kawan-kawan mahasiswa membuat status pengajar Ujang dibekukan. Mundur dari status PNS, pada 2003 Uko bersama kolega kampusnya kemudian berinisiatif membangun usaha di bidang manufaktur dan engineering. Seiring naik-turunnya usaha, Ujang kemudian memantapkan diri untuk berdikari dan membangun perusahaannya sendiri.
Aktivitas
Terinspirasi dari masalah keluarganya di kampung, Garut, Ujang menciptakan produk instalasi lampu hemat energi dengan merk Limar (Listrik Mandiri Rakyat) untuk penggunaan rumah-rumah masyarakat kecil di daerah terpencil di Indonesia yang belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Limar edisi pertama terdiri dari satu unit panel switcher, 5 buah lampu LED hemat energi (untuk kebutuhan ruangan rumah kecil) dan 1 unit batere mobil sebagai sumber tenaga. Kebijakan pemerintah pada 2008 tentang konversi minyak tanah ke LPG menjadi titik balik yang menginspirasi bisnis Ujang. Kelangkaan minyak tanah sangat memukul masyarakat desa, minyak tanah faktanya lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar lentera penerangan, bahan bakar dapur masih bisa menggunakan kayu bakar yang melimpah. Kondisi tersebut diperparah dengan diberlakukannya Ujian Nasional yang cenderung menyamaratakan kondisi pendidikan masyarakat kota dan desa. Dampaknya, para siswa di daerah tidak bisa belajar pada malam hari untuk bersiap mengikuti ujian. Dengan Limar, selain memecahkan kebuntuan pemenuhan penerangan di daerah terpecil, Ujang mengoptimalkan fungsi generator kecil yang dimanfaatkan sebagai stasiun pengisian batere kolektif desa. Manfaat penggunaan Limar kemudian membawa Ujang untuk berkiprah bersama TNI menerangi berbagai daerah terluar Indonesia, bersama BNPT dalam program deradikalisasi dan pemberdayaan santri hingga berkolaborasi dengan berbagai sektor swasta dalam program kegiatan CSR.
Karier & Pekerjaan
- 1993 - 2000, Staf Pengajar Politeknik Manufaktur Swiss - ITB
- 2000 - 2006, Direktur PT. Buatan Guna Indonesia
- 2006 - sekarang, Komisaris PT. Catur Reka Pilarindo
Riwayat Organisasi
- 2009 - sekarang, Pendiri dan Pembina Yayasan Pilar Peradaban
- Wakil Ketua HIPMI Jawa Barat (2008)
- Dewan Pakar Dekopin (2010)
- Pengurus ICMI Pusat (2011)
- Pengurus KADIN Jawa Barat (2012)