Rais Abin
Quick Facts
Biography
Letjen TNI (Purn.) Rais Abin (lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, 15 Agustus 1926; umur 93 tahun) adalah seorang tokoh militer dan diplomat Indonesia.
Ia pernah bertugas sebagai Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah, Sekjen KTT Non Blok, duta besar di beberapa negara sahabat, serta berbagai jabatan lainnya. Setelah pensiun ia dipercaya sebagai Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
Riwayat
Kehidupan pribadi
Rais Abin lahir pada 15 Agustus 1926 di Koto Gadang, Agam, pada masa Hindia Belanda. Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Dewi Asiah Hidayat, mantan wartawati harian Pedoman, dan putri dari Letjen (Purn) TNI Hidajat Martaatmadja. Pernikahan mereka telah dianugerahi tiga orang anak, tujuh orang cucu serta beberapa orang cicit.
Karier
Sepanjang tahun 1976 - 1979 Rais Abin dipercaya sebagai Panglima United Nations Emergency Forces (UNEF) II, suatu pasukan perdamaian dari PBB yang terdiri lebih dari 4000 tentara yang berasal dari berbagai negara di dunia, yaitu Australia, Austria, Kanada, Finlandia, Ghana, Indonesia, Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia, Senegal, dan Swedia. UNEF II bertugas menjaga perdamaian antara Mesir dan Israel setelah perang Yom Kippur (Oktober 1973). Berkat lobi dan diplomasinya, Rais Abin berhasil mempertemukan Presiden Mesir, Anwar Sadat, dengan PM Israel, Menachem Begin, yang dilanjutkan dengan perundingan perjanjian damai di Camp David, dan diakhiri dengan penandatanganan perjanjian damai antara Mesir dan Israel yang dilakukan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, yang disaksikan Presiden AS, Jimmy Carter, pada tahun 1979.
Sampai saat ini Rais Abin merupakan satu-satunya jenderal Indonesia yang pernah memimpin pasukan internasional (PBB) dalam misi perdamaian yang beranggotakan ribuan tentara dari banyak negara di dunia. Sedangkan di dalam negeri berbagai tugas negara juga pernah diembannya, antara lain Sekjen KTT Non Blok periode 1991-1992, Duta Besar RI di Malaysia dan Singapura, serta jabatan lainnya. Setelah pensiun ia aktif sebagai Ketua Umum Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Atas jasa-jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana dan Bintang Mahaputra Utama oleh Pemerintah Republik Indonesia serta Medali Perdamaian dari PBB.