Petra Lumbun
Quick Facts
Biography
Lahir: | Haji Hosea Petra Lumbun Semarang, 10 Mei 1948 |
Suku: | Minahasa (Sulawesi Utara) |
Pendidikan: | S 1: Ilmu Hukum S 2: Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia |
Almamater: | Universitas Krisnadwipayana |
Penghargaan: | - Penghargaan GMK III LK - Satya Lencana Wira Karya KB |
Pekerjaan: | - Anggota DPRD DKI Jakarta. - Politisi. - PNS / Pemda DKI(Pensiun). |
Karier: | - Asko Kota Jakarta Barat - Kaitwilko (1991) - Sekretaris Itwilprop DKI Jakarta(1997) - Wakil Wali kota jakarta Barat (1999) - Wali kota Jakarta Pusat (2001 - 2004) - Dirbangda Depdagri (2004 - 2006) - Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta (2014 - Sekarang) |
Hosea Petra Lumbun, S.H., M.M. Hosea(Lahir di Semarang, 10 Mei 1948) adalah Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan dengan Masa Jabatan 2014 - 2019. Dia juga Pernah menjabat Sebagai Wakil Wali kota Jakarta Barat dan kemudian Menjadi Wali kota Jakarta Pusat dengan masa jabatan 2001 - 2004. Setelah itu Ia Diangkat Menjadi Dirbangda Departemen Dalam Negeri 2004 - 2006.
Kehidupan dan Karier Birokrasi
Sebelum Menjadi Politisi PDI Perjuangan, dia merupakan seorang Birokrat. Ia aktif di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 1971 sebagai PNS hingga pensiun sebagai Wali kota Jakarta Pusat Pada tahun 2004 dan melanjutkan menjadi Dirbangda Departemen Dalam Negeri. Dalam Masa Jabatannya sebagai Wali kota jakarta Pusat selama 4 Tahun, Dia dikenal Tegas dan Berani serta santun dalam bertindak. Keberhasilan Dia dalam memimpin Jakarta Pusat antara lain adalah Penertiban PKL Cempaka Putih, Keberhasilan Program KB (Keluarga Berencana), Keberhasilan Patroli Aktif Satpol PP Jakarta Pusat yang Membubarkan Aksi-Aksi Tawuran Pelajar dan Keberhasilan Menanggulangi Banjir di Cempaka Putih Barat.
Ia berhasil dalam Mensosialisasikan Progran KB "Bahkan sebaliknya, saya sangat peduli dan akan terus mengedepankan program KB terhadap upaya mengatasi persoalan kepadatan penduduk sebagai salah salah satu solusinya, khususnya di wilayah jakarta Pusat," ujar Petra Lumbun, SH selaku Wali Kota Jakarta Pusat, seusai menerima penghargaan Satya Lencana Wira Karya sebagai penganugerahaan tertinggi pemerintah di bidang pembangunan KB.
Berbicara manfaat program KB di wilayahnya, ditandaskan penerima penghargaaan Manggala Karya Kencana pada tahun 2002 lalu, sangatlah banyak. Bisa dibayangkan bila program KB di wilayahnya gagal, tentu bakal terjadi peledakan jumlah penduduk. Namun berkat kerja kerasnya bersama dengan instansi terkait, seperti BKKBN dan sebagainya, persoalan pertumbuhan penduduk berhasil diturunkan." "Keberhasilan dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk tersebut secara statistik dapat terlihat dari angka kelahiran total yang menurun dari 1,89 pada tahun 2001 menjadi 1,87 pada tahun 2002, artinya rata-rata setiap keluarga di Jakarta Pusat memiliki antara 1 hingga 2 anak saja," papar Petra Lumbun bangga. Keberhasilan Wali Kota Jakpus dalam menjalankan program KB ternyata baru diikuti, dicontoh dan diteladani secara baik oleh rekannya dari wilayah-wilayah lain di DKI Jakarta. Serta dibarengi pula secara serius oleh organisasi PKK provinsi tersebut, sehingga bukan hanya Wali Kota Jakarta Timur, Selatan, dan Wakil Wali Kota Jakarta Barat, tapi juga pimpinan TP PKK DKI Jakarta Rini Sutiyoso pun memperoleh penghargaan sama, yakni penghargaan Manggala Karya Kencana sebagai pertanda keberhasilannya dalam menjalankan program KB kepada masyarakat binaannya dari pemerintah.
Ketegasannya terlihat saat Mengatasi Banjir Cempaka Putih barat ia Menanggapi desakan warga, Wali Kota Jakarta pusat, H Petra Lumbun, SH, MM., langsung memerintahkan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (Sudin PU) Tata Air saat itu, H Zainal Cholis, dan Camat Cempaka Putih, Syamsuddin Lologau, untuk secepatnya mencarikan solusi. "Kasihan warga jika tiap kali hujan harus menderita kebanjiran, jika perlu tertibkan semua tutup saluran yang ada di sepanjang jalan Percetakan Negara ini. Seharusnya warga yang akan membuat tutup saluran meminta ijin membangun prasarana sehingga bisa diarahkan pembuatannya," tegasnya.
Ia Menggagas Penertiban Kawasan Monas bersama Gubernur DKI Jakarta Sutyoso. Dia Merenovasi Monas, menertibkan PKL, pedagang asongan dan Delman / andong tanpa Izin. Dia menyusun dan Memperbaiki Taman Kota Jakarta di Monas beserta Kebun Binatang Rusa dan Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat. Pak Petra sangat tegas dalam Pembenahan Monas dan Taman Rusa. Pak Petra bersama Dinas Pertamanan dibantu Satpol PP membereskan masalah Sampah yang menumpuk, Pedagang Liar, Delman liar dan Motor / Mobil yang melanggar dengan masuk ke dalam Area Monas. Pak Petra sangat keras dalam Meneggakan Peraturan dan tidak segan memberikan sanksi kepada oknum - oknum aparat yang melanggar atau disogok oleh para pelanggar.
Pak Petra menertibkan Bangunan - Bangunan Liar di bantaran kali untuk dijadikan Jalur Hijau. kemudian ia menggagas Penghijauan Jakarta dan pembangunan tanggul di area bantaran Kali Ciliwung di daerah Manggarai hingga daerah Latuharhary, Menteng, tetapi setelah ia pensiun keadaan tanggul semakin tua dan tidak dirawat kembali sehingga 9 tahun setelah ia pensiun pada tahun 2013 tanggul tersebut jebol.
Selain di Bantaran Kali, Pak Petra juga Menghijaukan Monas, menanam Pohon dan Penataan Taman. Dia Juga Berjasa dalam menertiban Rumah - Rumah Liar di Pinggiran Sungai dan Menggagas Gerakan Penghijauan dengan Program Penanaman Sejuta Pohon di Bantaran Kali Ciliwung pada akhir jabatannya, tahun 2004. dan Kemudian ia Diangkat menjadi Dirbangda Departemen Dalam Negeri dari 2004 hingga 2006. Saat Terjadi Tragedi Tsunami Aceh 2004, Pak Petra diterbangkan ke Banda Aceh Untuk Menjadi Plt. Wali Kota Banda Aceh dan Menyusun Pemerintahan Baru setelah Para Pejabat Daerah Kota Banda Aceh hilang setelah ombak tsunami menejang Banda Aceh.jabatan Terakhir yang ia Emban selama menjadi Birokrat adalah Dirbangda Depdagri 2006.
Pada Tahun 2014 Dia Memutuskan Menjadi Politisi dan Mencalonkan diri Menjadi Caleg Partai PDI Perjuangan untuk DPRD DKI Jakarta Dapil 10 (Jakarta Barat). Kemudian Pada 25 Agustus 2014 ia Dilantik Menjadi Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI-P. Setelah itu Barulah dia diangkat menjadi Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta dan berstatus sebagai seorang Politisi dan Wakil Rakyat di DPRD DKI Jakarta.
Keluarga
Petra Lumbun merupakan orang Minahasa, Sulawesi Utara yang memiliki Marga Lumbun. Ia merupakan adik kandung dari Prof. DR. T. Gayus Lumbuun Hakim Agung, Mantan Anggota DPR - RI (F-PDIP). Pada Tahun 1971 ia menikahi Poppy Sri Suryani dan dikaruniai 3 orang Anak. yaitu Drs. Eric P.Z. Lumbun, S.Sos, MM., Ir. Maureen.F. Lumbun, S.T., dan Priscilla Annisa Olga Lumbun, S.Sn. Ibu Poppy selain sebagai Ibu Rumah Tangga juga aktif dalam berbagai Organisasi Masyarakat dan Organisasi Kewanitaan.
TIM SUKSES
Pada saat mencalonkar diri sebagai Calon Anggota Legislatif dari Partai PDI Perjuangan dengan nomor urut 5 pada Pileg 2014. Petra Lumbun dibantu beberapa orang Tim Sukses yang diketuai Oleh Edo Royanto dengan didampingi bebrapa koordinator Kecamatan dan anggota tim lainnya. Dengan hasil kerja keras Tim yang Solid Petra Lumbun berhasil mengumpulkang suara 8998 suara dan terpilih menjadi Anggota DPRD DKI Jakarta Dapil Jakarta Barat 10 yang meliputi kecamatan grogol petamburan, kebon jeruk, palmerah, kembangan dan tamansari. .
Sumber:
http://beritajakarta.com/profil/detail/1/25/Hosea_Petra_Lumbun_SH - http://sinodegbi.or.id/berita/2942-netral-dan-mengayomi-multi-agama.html - http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=23650