Marthias Dusky Pandoe
Quick Facts
Biography
Marthias Dusky Pandoe (lahir di Lawang, Matur, Agam, 10 Mei 1930 – meninggal di Padang, Sumatra Barat, 9 Mei 2014 pada umur 83 tahun) adalah seorang wartawan senior Indonesia yang berkarya untuk Harian Kompas sejak tahun 1970 sampai pensiun pada tahun 1998.
Riwayat
Marthias adalah seorang wartawan otodidak tanpa satupun gelar akademis jurnalistik yang dipunyainya. Berkat kerja keras, gemar membaca, kecerdasan, dan tajam dalam melihat persoalan, serta kemampuan membangun jaringan yang luas ia dan karyanya sebagai wartawan mendapat apresiasi yang baik dari berbagai pihak.
Marthias Dusky Pandoe dengan memakai inisial "MDP" dalam setiap tulisannya di Harian Kompas telah diidentikkan sebagai representasi Sumatra Barat. Berkat Marthias, Sumatra Barat lebih dikenal lagi di tataran nasional. Sebaliknya di Sumatra Barat ia juga diidentikkan sebagai Harian Kompas.
Pada bulan Mei 2010, tepat diusianya yang ke 80 tahun, Marthias meluncurkan buku Jernih Melihat Cermat Mencatat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh pers Indonesia diantaranya Jakob Oetama, Rosihan Anwar, Djafar Assegaff, Basril Djabar, Rikard Bagun, Julius Pour, dan Abrar Yusra serta tokoh Indonesia dari Sumatra Barat seperti Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI), Irman Gusman, mantan menteri Fahmi Idris, Hasan Basri Durin, sejarawan Taufik Abdullah, dan sejumlah tokoh lainnya.
Marthias meninggal dunia di kota Padang pada tanggal 9 Mei 2014 dalam usia 84 tahun akibat penyakit stroke yang dideritanya. Ia meninggalkan seorang istri, Zuraida, serta tujuh orang anak.
Perjalanan karier
- Koran sore Keng Po (1953)
- Koran Pemandangan
- Koran Abadi
- Koran Aman Makmur
- Koran Kompas (1970-1998)
Karya
- A Nan Takana (2001)
- Jernih Melihat Cermat Mencatat (2010)