Ipik Asmasoebrata
Quick Facts
Biography
H. Ipik Asmasoebrata (Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, 16 Juni 1922-Jakarta, 28 Agustus 2003) adalah politikus Indonesia yang merupakan mantan Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanjungsari, Sumedang. Semasa hidup ia aktif mengembangkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), menjadi Wakil Ketua Komisi I MPR, sekaligus menjadi juru bicara FPDI di MPR/DPR. Ipik juga pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Olahraga Berkuda (Pordasi). Ia memiliki dua anak yang aktif di dunia politik Indonesia karena sempat menjadi pengurus PDI Soerjadi, yaitu Alex Asmasoebrata dan Neneng Amalia Dendawacana dan kakek dari mantan pembalap perempuan Indonesia, Alexandra Asmasoebrata.
Semasa menjadi Anggota DPR RI, ia pernah melakukan kritik dengan mengatakan perlu penekatan terhadap pemberantasan korupsi yang ada di pemerintahan Indonesia yang, menurut dia, terjadi hanya di sebagian pegawai pemerintahan.Selain itu, ia pernah mengkritik sistem bagi untung di era awal berdirinya RCTI pada tahun 1988.
Riwayat Hidup
Masa Pra-Kemerdekaan
Membangun Koperasi bersama R. Hasan Nata Permana
Menurut Ajip Rosidi (2010), ketika R. Hasan Nata Permana diangkat menjadi Camat di Tanjungsari, Sumedang pada tahun 1942, ia bersama-sama membangun koperasi di Tanjungsari yang berkonsep pertokoan.
Anggota DPR RI (1982 hingga 1992)
Mendukung Penembakan Misterius
Menurut buku yang ditulis Andi Widjajanto yaitu "Negara, Intel, dan Ketakutan" (2006), ia termasuk salah satu tokoh yang mendukung penembakan misterius di tahun 1983 bersama dengan A.R. Fachruddin, Amirmachmud, dan Ali Moertopo.
Mendukung pencalonan Soeharto sebagai Presiden Indonesia periode 1993-1998
Pada tahun 1989, ia pernah membuat heboh DPR RI dengan membagikan selebaran yang berisi mendukung pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden Indonesia periode 1993-1998 meskipun hal ini terlalu cepat 3 tahun. Sebelumnya, ia pernah berkomentar mengenai hasil kunjungan Presiden Soeharto ke Moskwa (yang saat itu masih menjadi Ibukota Uni Soviet) yang intinya mendukung ucapan presiden untuk menyingkirkan golongan-golongan yang menghambat pembangunan secara inkonstitusional.
Riwayat Pekerjaan
- 1954-1962: Ketua Umum Ikatan Importir Nasional Indonesia
- 1970-1980: Ketua Umum Persatuan Usahawan Seluruh Indonesia
- 1970-1978: Ketua Dewan Pengawas Keuangan KONI DKI Jakarta
- 1974-1980: Anggota Dewan Pengawas Keuangan KONI Pusat
Karier Politik
- 1977-1989: Ketua DPD PDI DKI Jakarta.
- 1987-1992: Wakil Ketua Komisi I MPR RI.