Dhyta Caturani
Quick Facts
Biography
Dhyta Caturani (lahir11 Januari 1975; umur 44 tahun) adalah seorang aktivis sosial sekaligus salah satu penggagas One Billion Rising Indonesia, yaitu gerakan anti kekerasan terhadap perempuan yang melakukan kampanye dengan mengajak orang-orang menari bersama di tempat umum. Ia juga bergabung dengan PurpleCode (komunitas pemerhati gender dan teknologi) dan aktif dalam isu hak asasi manusia, keadilan sosial, dan feminisme.
Ia percaya bahwa ada ketidakadilan di semua aspek kehidupan manusia dan semuanya adalah buatan manusia, sehingga ia yakin itu dapat diubah. Itu sebabnya ia menjadi aktivis. Ia ingin ikut membuat perubahan, sekecil apapun itu.
Semangat aktivismenya sudah muncul sejak belia. Ketika duduk di bangku sekolah menengah atas, ia mengirimkan surat dukungan kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang kerap berunjuk rasa menentang Presiden Soeharto. Ia pun terlibat pergerakan mahasiswa saat masuk ke Jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada pada 1994 dan turut berdemonstrasi menumbangkan rezim Soeharto pada 1998.
Pada awal tahun 2016, dua acara yang diusungnya dilarang penyelenggaraannya oleh polisi. Acara tersebut ialah Festival Belok Kiri dan pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta. Namun, ia menolak tunduk dan tetap menyelenggarakan acara tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap represi. Dari rencana semula digelar di Taman Ismail Marzuki, Festival Belok Kiri akhirnya digelar di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Sedangkan acara pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta dipindahkan dari Goethe Institute ke kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat.
Ia juga kerap menjadi pembicara dalam sejumlah kegiatan pembelajaran internet dan forum internasional. Sejak tahun 2014, ia diundang mengikuti kegiatan Internet Governance Forum, forum yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membicarakan isu-isu internet. Ia juga aktif di Feminist Principle of the Internet di mana ada 50 perempuan dari 30 negara yang berkumpul untuk membahas isu feminisme.