A. Manaf Lubis
Quick Facts
Biography
Brigjen TNI (Purn.) Abdul Manaf Lubis (lahir di Medan Tembung, Sumatera Utara, 31 Maret 1927 – meninggal di Medan, 6 Agustus 1996 pada umur 69 tahun) adalah seorang perwira tinggi TNI yang pernah menjabat sebagai Panglima Kodam II/Bukit Barisan. Dia termasuk Jenderal yang berasal dari Batak.
Kehidupan pribadi
Dia menempuh Pendidikan Militer di Singapura pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Dia masuk Akademi Kaigun Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Lubis menikah dengan Kharlina, yang kemudian mengikuti namanya. Lubis juga merupakan seorang Muslim. Setelah pensiun dari dinas militer, dia terpilih menjadi anggota DPR/MPR RI untuk Fraksi ABRI pada saat itu. Dia juga diangkat sebagai Ketua Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Dia juga memberikan pengarahan dan masukan yang bertujuan untuk membantu para petani di Sumatera Utara, dengan memberikan lahan kepada para petani dan penggarap lahan, dan juga memberikan pengetahuan tentang irigasi lahan pertanian yang benar kepada petani di Sumatera Utara.
Pada akhir hayatnya, dia terserang penyakit jantung dan stroke yang telah lama dideritanya, dan meninggal dunia pada tanggal 06 Agustus 1996, Jenazah beliau dikuburkan di Taman Makam Pahlawan di Kota Medan. Pejabat tinggi daerah di Sumatera Utara dan Pejabat tinggi negara juga hadir untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir untuk Abdul Manaf Lubis.
Karier
Pada Agresi Militer Belanda ke-1, Lubis bersama Letkol. Ricardo Siahaan dan Lahiraja Munthe memimpin pasukan TNI dalam pertempuran di Lubuk Pakam, yang menimbulkan banyak korban di pihak pasukan Belanda. Pasukan pimpinan Lubis juga diketahui pernah bertikai dengan pasukan Simbolon. Setelah pertempuran, Lubis dan pasukannya menyeberangi Sungai Sei Ular untuk melakukan serangan balasan terhadap Belanda yang telah menduduki kota Tebing Tinggi. Setelah Perjanjian Renville, Lubis terus menerus mendapat tugas dari komandan sektornya.
Setelah kemerdekaan, Lubis dipercayakan untuk menjabat sebagai Panglima Kodam I/Bukit Barisan pada tahun 1961 hingga 1963. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Perwira Tinggi Markas Besar Angkatan Darat untuk karier militer.
Suka Cita Perang
Saat mau memasuki daerah pasukan Belanda, Manaf Lubis dengan pasukannya hendak mau melakukan penyerangan ke stadiun Halaban daerah Asahan yang diduduki oleh tentara Belanda, Manaf Lubis beserta pasukan yang dipimpinnya berhasil menguasai stadiun Halaban dari tentara Belanda, Manaf Lubis memerintahkan pasukannya untuk menyita senjata dan pelengkapan tentara Belanda yang ditinggalkan, Manaf Lubis memasuki salah satu ruangan di stadiun Halaban membuka sebuah lemari yang berisikan susu dan makanan, teringatlah Manaf Lubis akan istri dan anaknya yang baru saja dilahirkan sehingga Dia mengambil satu dan beberapa susu dan makanan ringan untuk diberikan kepada istri dan anaknya yang baru lahir. Manaf Lubis prajurit yang tangguh dan tidak gentar akan desingan peluru dan mortil yang diarahkan kepada dia dan pasukannya, tetapi melihat sebuah kaleng susu yang ditinggalkan dilemari dari tentara Belanda Dia teringat akan keluarga yang ditinggalkannya untuk kepentingan tugas negara.