Biography
Lists
Also Viewed
Quick Facts
Intro | Indonesian businessperson |
Places | Indonesia |
is | Businessperson |
Work field | Business |
Birth | 1950 |
Age | 75 years |
Biography
Ricky Sutanto, nama Tionghoa, Chen Jia Ping (陈家平 dalam bahasa Mandarin), lahir di kota Bandung, Jawab Barat, 6 Juni 1950, atau paling dikenal dengan panggilan Ricky adalah seorang pengusaha nasional yang sukses di negeri ini yang tidak masuk dalam daftar BPPN.
Ricky Sutanto yang dikenal sebagai salah satu pendiri kelompok usaha Blossom Group, kelompok usaha keluarga antara lain mendirikan usaha di bidang agirbisnis di bawah bendera Sunria yang memproduksi beras organic, Ganbino Café,(Food & Beveraga). Selain itu usaha keluarga ini juga bergerak di bidang kontraktor, property dan Consumer Product. Ricky pernah mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2004 . Meskipun beliau bukanlah seorang kader partai politik tertentu, namun karena pemikiran-pemikiran politik kebangsaan serta kedekatannya dengan sejumlah partai politik dan para elit partai, membuat keberadaannya di kancah perpolitikan nasional diperhitungan oleh para politisi dan partai politik.
Karena itu, ketika dia dicalongkan menjadi presiden pada pemilu 2004 oleh 7 partai politik, seperti PDS, PSI, Partai Buruh, dan lain-lain, sejumlah partai lain yang sebelumnya sedang mencari figur, seperti PPP, PAN, dan PDIP pun merapat untuk memberi dukungan dan beberapa partai , bahkan siap meminangnya. Dukungan politik ketika itu, tentu memiliki banyak pertimbangan, di antaranya karena dia dikenal luas di kalangan masyarakat, di samping permikiran-pemikiran politik kebangsaaannya yang mendapat pengakuan secara luas, dia juga membawahi sejumlah organisasi kemasyarakatan, seperti menjadi Ketua Umum Barisan Rakyat Sejahtera (Barasetra), Presidium Koalisi Penyelamat Bangsa (Kopebang), Ketua Umum Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI), Penasehat Asosiai Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) dan aktif juga sebagai Chairman of Asia Economic Trade Coorperation Counsil, dan Senior Advisor Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Bahkan, pengusaha nasional dengan badan usaha yang merupakan perusahaan keluarga ini mampu memproduksi sejumlah produk terkenal seperti Equil Natural Mineral Water, Adem Sari dan Sari Puspa ini membawahi 20 ribu lebih petani yang berada di bawah binaannya. Dan pertimbangan partai politik terhadap pencapresannya tentu karena dari sisi finansial memang memenuhi semua pembiayaan politik pencapresannya. Juga karena pemikiran-pemikiran politik Ricky menjadikan Indonesia lebih sejahtera di masa depan kalau dirinya terpilih menjadi presiden cukup masuk akal dan menggugah para politisi. Dan pemikiran-pemikiran politik kebangsaannya yang inspiratif itu tertuang secara menarik dalam buku kecil yang ditulisnya tahun 2004 dengan judul: 2015 Kita Terkaya No.5 .
Daya tarik Ricky sebagai capres juga muncul lagi pada pemilu 2014. Ketika itu, Konvensi Rakyat yang dipimpin Salahuddin Wahid, adik kandung Presiden Abdurrahman Wahid, dan Safii Maarif, tokoh sentral Muhamadyah. Dan pada Pemilu 2014 tersebut, Ricky pernah berdiskusi dengan pimpinan puncah PDIP dan keluarlah jargon politik pasangan capres: JOKORICK. Kemudian, PDIP mengubah haluan memunculkan figur Jokowi-JK.
Sebelumnya, pada pemilu 2009, Ricky Sutanto juga dicalonkan untuk menjadi presiden oleh PIS. Dan ketokohan Ricky Sutanto cukup melambung karena ketika itu dirinya merupakan Ketua PAPILU. Dan ketika itu juga PKPI antusias mendukungnya juga untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa.
Dalam pencapresannya itu, meskipun Ricky seorang warga keturunan Tionghoa, namun kepercayaan dirinya begitu tinggi untuk diterima memimpin bangsa ini dan berkeyakinan mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa dan negara yang maju dan sejahtera. Kata Ricky suatu ketika, “Memajukan bangsa ini tidak ada urusannya dengan suku. Saya Tionghoa, tetapi sepanjang rakyat berkehendak, maka bisa saja saya muncul seperti Obama dari Indonesia. Dulu siapa yang menyangka Obama bisa menjadi Presiden Amerika Serikat?
Latar belakang dan keluarga
Ricky Sutanto atau Chen Jia Ping adalah putra ke-3 dari enam bersauara, dari Bapak Chandra Sutanto dan Ibu Jeni Herlina Sutanto. Bapak dan ibunya adalah keturunan Tionghoa, sekaligus merupakan pengusaha sukses di zamannya. Ricky lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 Juni 1950. Ricky memiliki 3 orang putri dan 3 orang putra Keluarga Ricky adalah keturunan Tionghoa-Indonesia, yang tentu berasal dari Tiongkok, khususnya dari suku Hakka Mei Xian, desa Meisen. Desan Meisen merupakan salah satu desa di Tiongkok yang melahirkan banyak politisi yang kini berkiprah di negeri Tirai Bambu. Dan Ricky Sutanto merupakan generasi ke-3 di Indonesia.
Di Indonesia, sebenarnya banyak warga China atau Tiongkok yang berasal dari suku Hakka atau Kejia. Suku Hakka ini berkembang di Bangka Belitung, Pontianak, Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain-lain. Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta adalah salah satu warga Indonesia keturunan Tiongkok dari suku Hakka (Kejia) sekaligus dari Desa Meisen.
Ricky Sutanto merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara tersebut, seorang pengusaha mengikuti darah keluarganya. Semua saudara Ricky adalah pengusaha. Ricky beristrikan Rose Rina Sutanto, dan memiliki 3 orang putri dan 3 orang putra.
Pendidikan
Pendidikan Sekolah Dasar(SD), dijalankan di Bandung dan dilanjutkan di Singapura. Sedangkan sekolah tingkat SMP dan SMA dijalankan di Singapura. Dan Perguruan tinggi juga dijalankannya di Singapura, yaitu di South East Asia Union College Singapore, dan Marketing and Financial Course Singapore University.
Kiprah Seni
Pria yang sejak kecil bercita-cita setinggi langit ini dalam tubuhnya mengalir pula darah seni, terutama seni menyanyi dan seni lukis. Seni menyanyi, Ricky pernah melakukan rekaman Emi Record dan dapat meraih Emi Platinum Award .
Sedangkan seni melukis sebenarnya, sudah cukup sukses, bahkan terbilang sangat sukses pada awalnya. Karena Ricky pernah menghasilkan sekitar 600 buah lukisan, dan hampir semua lukisan tersebut habis terjual. Dan pada usia 16 tahun pernah melakukan pameran hasil karya lukisannya di Memorialmal Hall di Singapura. Di Indonesia, khususnya di Surabaya, Ricky pernah mengadakan pameran seni lukis hasil karyanya juga pada tahun 1989. Di Grand Hyatt Surabaya merupakan salah satu tempat yang menjadi saksi pameran lukisan hasil karyanya. Karena kesibukan berbisnis dan beraktivitas politik, membuat dirinya tidak lagi memiliki waktu untuk mengembangkan kedua bakat seni yang mengalir dalam tubuhnya tersebut.
Kiprah Bisnis
Ricky Sutanto terkenal memiliki naluri dan feeling bisnis yang tajam. Sejak kecil dia ingin meraih cita-cita setinggi langit dan ingin eksis di berbagai bidang. Melalui pola pendidikan yang cukup keras dan disiplin, Ricky yang kini dianugerahi tiga orang putri dan tiga orang putra berhasil menapak kariernya sebagai salah satu pengusaha nasional sukses di negeri ini yang tidak masuk dalam daftar BPPN.
Karier sukses bisnisnya tidak turun begitu saja dari langit biru, tetapi melalui kerja keras yang dibarengi dengan kedisiplinan yang tinggi dan kemauan yang keras. Prinsipnya, apa pun dapat kita raih, kalau kita mau. Itu seperti tertuang dalam bukunya, 2015 Kita Terkaya No.5 pada halaman sampul depan, “Jangan tanyakan bisa atau tidak bisa. Tanyakan mau atau tidak mau.”
Karier bisnisnya bermula sebagai seorang salesman di sebuah perusahaan milik saudaranya. Tetapi, berkat keuletan dan ketekunan serta kerja keras dalam mempelajari jalur dan jaringan distribusi produk-produk konsumer, kariernya bersinar terang. Hanya dalam waktu tiga tahun sejak ia menjalani sebagai salesman, ia telah dipromosikan menjadi Direktur Marketing pada 1976 yang membawahi 250 karyawan. Ricky sangat dekat dengan karyawannya, ia sering spontan mengajak mereka nonton bioskop, makan di restoran, dan secara rutin mengadakan piknik keluar kota, adu sepak bola dan aktivitas lain. Ia selalu bilang karyawan adalah aset penting, tanpa mereka perusahaan tidak bisa jalan.
Sebagai orang yang selalu ingin maju baik dalam pemikiran maupun dalam berkarya, Ricky selalu ingin meraih sesuatu yang lebih tinggi lagi. Karena itu, meskipun sudah menjabat posisi sebagai direktur, tidak membuatnya puas diri. Pada tahun 1977, dengan penuh keyakinan laki-laki lulusan sekolah tinggi di Singapura itu mengadu nasib dengan mendirikan PT Safeguard International, dan cukup sukses. Dari situ, jalur bisnisnya bercabang kemana-mana. Pada tahun 1980,ia bersama saudaranya mendirikan kelompok usaha dengan payung Blossom Group, yang kini sangat membumi, dan bergerak di bidang Kontraktor, Property dan Consumer Product.
Produknya yang banyak dikenal luas di tengah masyarakat adalah Equil Natural Mineral Water, Adem Sari, dan Sari Puspa. Blossom Group juga memproduksi Golden Ginger untuk pasar lokal dan ekspor. Pada awal tahun 2000 Ricky memokuskan pengembangan bisnisnya di bidang property dengan ide sendiri, salah satu cerita sukses adalah pembangunan Blossom Residence di Jakarta, Landed Condomnium pertama di Indonesia. Ia juga memiliki PT Synergy Technology Construction, melalui usaha patungan dengan perusahaan milik pemerintah Singapura. Perusahaan ini tercatat sebagai salah satu kontraktor yang membangun Batamindo Industrial Park di Batam.
Inovasi adalah kunci sukses Blossom Group, hampir semua produk adalah hasil ide murni sendiri. Produk yang dipasarkan selalu pioner dan menciptakan lahan subur untuk dijiplak oleh kompetitor lain, termasuk perusahaan multi nasional asing. Di bidang bisnis, ini masih banyak jenis produk yang sedang dirancang untuk dikembangkan dan diluncurkan ke masyarakat.
Ricky juga merupakan seorang Chairman of Asia Economic & Trade Centre (AETC) dan Senior Advisor Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Salah satu bidang usaha yang kini sedang digeluti dan mulai berkembang pesat adalah media online Netralnews.com yang telah memiliki pembaca jutaan orang setiap hari. Kini, situs berita tersebut telah hadir dalam tiga versi yaitu versi Indonesia (Netralnews.com), versi Inggris (Netral English) dan versi Mandarin (Netral Mandarin). Ricky juga merupakan founder media online tersebut.
Kiprah Politik
Ricky sejak kecil sudah memiliki angan-angan besar dan cita-cita setinggi langit. Keinginan untuk mencalonkan diri menjadi presiden pada tahun 2004 merupakan salah satu wujud dari cita-cita yang setinggi langit itu. Ricky memahami betul ungkapan Bung Karno, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”
Ricky Sutanto bukanlah seorang kader partai, tetapi sangat memahami dunia politik, melebihi para politisi dalam partai pada umumnya. Bagi elite politik atau elite partai politik, dan orang-orang partai, sosok Ricky tidak asing lagi. Ricky selalu dekat dengan para politisi dan orang-orang partai politik, sehingga, ketokohannya sebagai seorang politisi tidak kalah dengan orang-orang partai politik.
Itu yang membuat kiprah politiknya menjulang tinggi hingga berani mencalonkan diri mejadi presiden pada pemilu 2004, dan diteruskan pada pemilu 2014. Sejumlah partai politik pun berusaha mendekatkan diri kepadanya. PPP misalnya, pada waktu itu siap mengusungnya. Ricky pun ketika itu mengklaim telah memiliki sekitar 48 juta suara pemilih. Pengklaiman itu di luar masyarakat Tionghoa dan karyawannya yang berjumlah sangat banyak.
Nama Ricky Sutanto ketika itu juga lolos dari seleksi figur capres oleh Konvensi Rakyat yang dipimpin oleh Salahuddin Wahid, adik kandung Presiden Abdurrahman Wahid. Dia lolos seleksi oleh Konvensi Rakyat bersama keenam tokoh nasional lainnya, seperti Chaeriyani alias Anni Iwasaki, Isran Noor, Rizal Ramly, Sofjian Sauri Siregar, Tonie Ardie dan Yusril Ihza Mahendra.
Pemikiran untuk Negeri
Sejumlah pemikiran solutif untuk negeri tercinta dari Ricky Sutanto sebenarnya sudah banyak beredar di tengah masyarakat, terutama di dunia maya karena Ricky juga merupakan salah satu pemilik media online Netralnews.com. Di media online ini pemikiran Ricky dituangkan baik di Corner maupun lainnya. Keunggulan Netralnews.com dibandingkan dengan media online lainnya adalah penyajian materi beritanya dalam tiga bahasa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.Pemikiran utama Ricky adalah bagaimana membuat negeri ini menjadi kaya raya dengan jalan atau dengan langkah yang paling awal meningkatkan daya beli rakyat atau masyarakat termasuk penghapusan UMR dan diganti dengan Gaji Dasar Hidup Layak (GDHL) dengan gaji standar Rp 4 juta yang berlaku di seluruh Indonesia .
Selain itu digalakkan program Petani Makmur, Program Jala Jaya (Nelayan), Kesehatan Gratis, Asuransi Gratis, serta Ekonomi Kerakyatan, bukan ekonomi kapitalis. Semua itu menyatu dalam program pembentukan Economic Development Board (EDB) atau Badan Pengembangan Ekonomi Nasional (Bapekonas). EDB merupakan sebuah badan yang siap melaksanakan langsung proyek pengembangan ekonomi. Ini berbeda dengan Dewan Ekonomi Nasional yang lebih berfungsi sebagai lembaga pemikir, sementara EDB lebih berfungsi sebagai pelaksana.
Lembaga ini tidak menggunakan anggaran pemerintah, tetapi akan berusaha sendiri. Seperti Singapura yang punya EDB/Reformation Development Board, maka Indonesia perlu membuat Bapekonas. Sebagai suplemen dari lembaga-lembaga penggerak ekonomi yang ada. Jika pemerintah tidak mau dengan gagasan ini, berarti pemerintah menolak investasi miliaran dollar yang bakal masuk ke Indonesia. Sebagai pengusaha, Ricky terbiasa bergerak cepat dan penuh perhitungan. Saat mengusulkan pemikiran besarnya bagi kebangkitan ekonomi Indonesia, ia pun telah memikirkan secara detail bagaimana mengimplementasikannya. Sehingga, gagasan besar Ricky, bukan lagi sebuah keniscayaan</ref> .
Untuk memajukan gagasan terbentuknya EDB, Ricky siap menjadi Ketua EDB dan Ricky berjanji akan menjadikan Indonesia sebagai produser eksportir terbesar bio fuel, bio oil, bio ethanol, bioresourcer. Hanya tiga negara yang bisa melakukannya, yakni Kongo, Brasil dan Indonesia, karena ketiga negara tersebut masih hijau. Jika dirinya menjadi Ketua EDB, dan jika APBN Rp2000 trilun, maka dirinya akan menyumbang Rp 20 triliun .
Pemikiran yang optimistik ini didasari oleh sejumlah pemikiran, pertama, Ricky akan menjadikan Batam sebagai First ASEAN Economic Zone (FAEZ) sebagai perwujudan dari Nafta yang lamban. Jika ini berhasil dapat diikuti dengan ASEAN Economic Zone kedua di Subic atau tempat lain.
Batam akan dijadikannya sebagai ASEAN City, dimana Batam akan berhubungan dengan Lengkana, Malaysia berjarak 12 kilometer dengan membangun power hand bridge. Sementara Lengkana ke Singapura hanya berjarak 1 kilometer akan dibangun subway karena banyak marine trafic. Sehingga, Indonesia benar-benar terhubung dengan Malaysia dan Singapura.
Untuk mendukung itu, akan diterapkan ASEAN Law, ASEAN Currency dan ASEAN Education. Dengan demikian, ASEAN bisa bergandeng tangan dan mampu bersaing di era globalisasi.
Kedua, utang luar negeri Indonesia sebesar USD 78 milyar, mampu dilunasi hanya dalam waktu satu tahun. Dengan kurs Rp8.500/USD dan hitungan sederhana, maka setiap warga negara harus menyumbang Rp8.500/hari dalam waktu satu tahun. Dengan cara subsidi silang, jika suatu perusahaan mempunyai 3000 karyawan dan setiap karyawan menyumbang Rp3.500/hari dan sisanya oleh perusahaan Rp5.000, maka dalam satu tahun terkumpul Rp9,3 milyar. Jika semua perusahaan begini, dalam tempo cepat utang terbayar lunas dan APBN terfokus pada pembangunan.
Ketiga,akan dibangun bio fuel, bio oil, bio ethanol, bio resources dan semuanya diekspor. Australia melakukan hal tersebut karena sumber energi yang ada akan punah dan digantikan dengan energi terbarukan. Yang bisa bikin, hanya 3 negara, yaitu Kongo, Brasil dan Indonesia, karena ketiga negara ini masih hijau.
Keempat, EDB akan membangun Garden of Prayer, Harmony World Resort yang anggarannya tiga kali lipat dari APBN Indonesia, atau mencapai Rp6000 triliun. Garden of Prayer ini akan menjadi mercusuar dunia .
Tanah yang terpilih untuk membangun Garden of Prayer ini adalah Pulau Samosir di tengah Danau Toba di Sumatra Utara yang penuh dengan legenda purba. Sehingga, Pulau Samosir akan menjadi pusat spiritual dunia yang mengoleksi harta peradaban dunia melalui pendirian rumah-rumbah ibadah dari beragam agama dan aliran kepercayaan. Tentu saja, munculnya Garden of Prayer ini akan menyatukan beragam agama dan akan menjadi simbol harmonisasi kehidupan manusia yang selama ini larut dalam percekcokkan akibat perbedaan keyakinan dan fanatisme pribadi dan kelompok. Agar semua umat belajar saling menghormati satu sama lain, di sini mari kita berdoa di sebuah taman berdoa untuk semua umat beragama, keharmonisan yang dipayungi Allah, Sang Pencipta dan penguasa jagat raya.
Di Garden of Prayer akan dibangun rumah ibadah terbesar di dunia untuk setiap agama. Pusat peribadatan ini dilengkapi fasilitas hotel dan berbagai fasilitas komersial yang lengkap dan modern sehingga orang-orang yang beribadah bisa tinggal untuk waktu yang cukup lama tanpa kesulitan, dan dalam suasana yang nyaman.
Untuk mendukung itu, akan dibangun bank-bank dengan sistem perbankan yang modern, bandara internasional, pusat studi keagamaan, pusat riset medis, riset kebudayaan, kawasan permukiman seniman dunia, dan pemberlakuan mata uang dunia.
Menurut Ricky, cita-cita dan rencana yang besar ini tidak butuh waktu yang lama. Banyak investor asing yang sudah siap berinvest-menanamkan modalnya setelah melihat konsep Garden of Prayer. Rencananya, di lereng Pulau Samosir akan dibangun patung para pendonor (statue of thousand donors), sebagai apresiasi terhadap sumbangsih mereka.
Ide ini bukan sekadar mimpi di siang bolong. Sebenarnya maket sudah jadi dan orang sudah berdatangan melihat konstruksinya. Dan setiap negara membeli 100 hektar tanah dan membangun kampung sendiri. Jadi, akan ada kampung-kampung dari negara-negara di dunia, seperti Kampung Spanyol, Kampung Inggris, Kampung Amerika, Kampung Italia, Kampung Brasil, Kampung Jepang, Kampung Tiongkok, Kampung Australia, dan lain-lain. Sebenarnya sudah ada 2 negara yang telah memesan untuk membeli 2000 hektar dengan membayar 6 miliar dollar, kira-kira Rp72 triliun. Saya tolak ketika itu.
Ini adalah ide sekaligus mimpi besar Ricky Sutanto yang pantas untuk diwujudkan oleh anak-anak bangsa ini. Kuncinya perlu adanya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk melaksanakannya dan dukungan dari segenap masyarakat bangsa ini.