Barlian

The basics

Quick Facts

Gender
Male
Birth23 July 1922
Death24 September 1975 (aged 53 years)
Star signLeo
The details

Biography

Barlian Bin Senapi (lahir di Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan, 23 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 24 September 1975 pada umur 53 tahun) adalah salah satu mantan Panglima Kodam II / Sriwijaya sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia.

Masa kecil dan pendidikan

Barlian, lahir di Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan pada tanggal 23 Juli 1922. Tanjung sakti sendiri adalah desa kecamatan yang indah dikelilingi perbukitan yang menghijau. Letaknya sekitar 10 km dari Kota Pagaralam di kaki Gunung Dempo.

Tahun 1929, Barlian dan kakaknya yang bernama Ramli, diantar oleh ayah mereka H.Senapi ke Bengkulu. Waktu itu Barlian baru berumur 7 tahun dan kakaknya berumur 12 tahun. Mereka berdua tinggal dirumah teman ayahnya yang bernama Demang Toha dan dimasukkan ke Sekolah HIS (Hollands Indlandsche School).

Setamat dari HIS, barlian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Malang dan tamat pada tahun 1940.

Karier militer

Pada bulan Maret 1943, Jepang berusaha membentuk satuan militer yang dipimpin oleh orang-orang pribumi. satuan militer pribumi itu dibentuk karena situasi Perang Pasifik menjadi semakin gawat. Tentara Sekutu telah mulai melancarkan serangan balasannya terhadap Tentara Jepang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Tentara Sekutu akan menyerbu Indonesia.

Selain itu, Jepang tidak mungkin lagi menambah jumlah tentaranya dengan orang-orang Jepang karena personilnya sudah disebar ke seluruh wilayah Asia Pasifik, maka dari itu Pemerintahan Militer Jepang di Sumatera memutuskan membentuk Giyugun (Tentara Sukarela) dan kesempatan itu pun segera diambil oleh Barlian.

Dan Barlian pun beserta para pemuda dari Sumatera Selatan yang telah lulus seleksi pendaftaran Giyugun di daerah masing-masing dikirim ke Kota Pagaralam, Sumatera Selatan untuk mengikuti pendidikan militer di Giyugun Kanbu Kyoiku dari tanggal 12 Desember 1943 sampai dengan bulan April 1944. Selulusnya dari sana, Barlian memperoleh pangkat Giyu-Shoi (Letnan Dua) dan bertugas menjadi Komandan Seksi Mortir hingga Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

Pasca proklamasi kemerdekaan, Barlian bergabung kedalam BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang kelak menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) sebagai Ketua BKR di Bengkulu dan tidak lama kemudian saat BKR berganti nama menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) maka barlian menjadi Komandan TKR Karesidenan Bengkulu dengan pangkat Mayor hingga pada puncaknya menjadi Panglima T&T II / Sriwijaya periode 1956—1958 dengan pangkat Kolonel serta pensiun pada tanggal 31 Desember 1958.

Riwayat Jabatan Militer

  1. Komandan Seksi Mortir pada Kompi Giyugun Lahat, Sumatera Selatan (1944—1945).
  2. Ketua BKR Karesidenan Bengkulu (1945).
  3. Komandan TKR Karesidenan Bengkulu (1945—1946).
  4. Komandan Resimen I Divisi Garuda I Sub Komandemen Sumatera Selatan TRI Komandemen Sumatera (1946).
  5. Komandan Divisi Garuda I Sub Komandemen Sumatera Selatan (1946—1947).
  6. Kepala Staf Umum Divisi Garuda VIII (1947—1948).
  7. Komandan Brigade Garuda Emas / Sub Teritorium Bengkulu (1947—1949).
  8. Wakil Gubernur Daerah Militer Istimewa Sumatera Selatan untuk wilayah Bengkulu (1948—1949).
  9. Pamen Dpb Markas Besar Komando Sumatera (1949—1950).
  10. Wakil Kepala Staf Logistik Markas Besar Angkatan Darat (1950—1951).
  11. Perwira Siswa di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat (1951—1952).
  12. Sekretaris Logistik Gabungan Kepala Staf pada Kementerian Pertahanan (1952—1954).
  13. Wakil Asisten Perbendaharaan Kepala Staf Angkatan Darat (1954—1955).
  14. Nonaktif sebagai anggota Tentara dikarenakan atas kesanggupan sendiri untuk menjadi Calon Anggota DPR dan Konstituante dari Partai Ikatan Pembela Kemerdekaan Indonesia atau IPKI cabang Sumatera Selatan (1955—1956).
  15. Kepala Staf T&T II / Sriwijaya (1956).
  16. Panglima T&T II / Sriwijaya (1956—1958).
  17. Pensiun dini dengan pangkat Kolonel terhitung tanggal 31 Desember 1958.

Kepangkatan

  1. Giyu Shoi (1944—1945).
  2. Mayor Inf (1945—1946).
  3. Letnan Kolonel Inf (1946).
  4. Kolonel Inf (1946—1948).
  5. Letnan Kolonel Inf (1948—1950) *Mengalami penurunan pangkat karena adanya kebijakan Re-Ra (Reorganisasi dan Rasionalisasi) TNI.
  6. Mayor Inf (1950—1955) * Mengalami penurunan pangkat karena adanya kebijakan rasionalisasi khusus terhadap bekas-bekas Letkol dan kolonel di Sumatera.
  7. Nonaktif sebagai Perwira Militer (1955—1956).
  8. Letnan Kolonel Inf (1956—1958).
  9. Kolonel Inf (1958).

Kematian

Barlian meninggal bersama istrinya yang bernama Suwela pada tanggal 24 September 1975 dalam kecelakaan pesawaat terbang Fokker F28 milik Garuda Indonesia Airways jurusan Jakarta-Palembang dan kemudian mereka dimakamkan di TMP Kalibata akan tetapi di tahun 1979 makamnya dipindahkan ke TMP Ksatria Ksetra Siguntang, Palembang, Sumatera Selatan.

  1. ^ Djarab, Hendarmin (2004). Mendahului Semangat Zaman. Jakarta: Cikal Media. ISBN 979-98908-0-2. 
The contents of this page are sourced from Wikipedia article on 22 Apr 2020. The contents are available under the CC BY-SA 4.0 license.